Saya kehilangan suami saya dan putus asa untuk membesarkan putra satu-satunya. Putra saya akhirnya tidak lagi sibuk, dan setiap hari saya merasakan kepuasan dan pencapaian. Namun, akhir-akhir ini ada kalanya saya tidak bisa menekan rasa cemas dan kesepian saya. Apakah waktu penting saya sebagai seorang wanita telah berlalu? Namun, sahabat putra saya kehilangan ibunya lebih awal dan merasa lebih kesepian daripada saya. Bukan hanya simpati, ada juga celah di hati saya. Tidak mungkin, sesuatu seperti ini... [*Gambar mungkin tidak jelas karena luntur atau buram]