Saya menemukan seorang gadis berseragam yang sendirian di depan stasiun menjelang tengah hari. Patuhi dan amati tren. Dia tampak pemalu, jadi saya membujuknya untuk menemani saya ke kamar. Setelah itu, saya akan mengambilnya perlahan. Seorang gadis yang merindukan sekolah tanpa alasan tertentu. Memeriksa buku catatan siswa, sepertinya namanya Zero. Saya menemukan produk sanitasi. Ekspresi tidak nyaman membuatnya bergairah. Seorang gadis yang gagap ketika ditanya tentang jumlah orang yang berpengalaman. Akhirnya, dia berkata "Saya takut" dan mencoba pulang. Tidak mengembalikan buku pegangan siswa. Mengancam untuk memberi tahu sekolah dan secara paksa menutup jarak. Seorang gadis yang mengendus aroma rambut dan tengkuknya, dan ketika dia meraba-raba tubuhnya, dia terlihat semakin ketakutan. Buat dia tak tertahankan dengan rasa takut dan patuhi dia untuk membuka celana dalamnya. Aku meraba-raba tubuhnya yang belum berkembang dari belakang dan merasakan pantat, kaki, dan retakan gadis itu sepuasnya. Saya menyalahkan klitoris gadis itu dengan kartu pelajar saya. Retak seorang gadis yang secara bertahap menjadi berlendir. Saya merasakanya. Seorang gadis yang kehilangan keinginan untuk melawan terpaksa menambahkan ayam jantan ke mulutnya. Aku menghisap bibir gadis yang mengubah wajahnya tanpa mengatakan ya atau tidak. Baringkan dia di tempat tidur dan hina vaginanya yang masih muda dengan jari dan lidahnya. Karena sudah cukup longgar, izinkan saya akhirnya memasukkannya. Seorang gadis terengah-engah dalam kebingungan dan rasa malu. Dari depan, saya injak-injak lubang vagina yang hendak bangun seolah-olah meremasnya dari belakang. Lagipula mako muda itu bagus. Padahal saya memakai karet, saya tidak tahan lagi, jadi saya menancapkan ayam mentah saya. Akhirnya saya buang air mani sebanyak-banyaknya ke dalam vagina.