Itu dimulai dengan fakta bahwa putranya, Taro, diintimidasi oleh teman-teman sekelasnya. Suatu hari, ibu Hisae dengan santai melihat ke dalam tas putranya dan menemukan sebuah buku catatan dengan coretan di atasnya. Terlebih lagi, ketika Taro yang serius mencoba mengambil uang dari dompet Hisae, ibuku benar-benar yakin. Beberapa hari kemudian, Taro, yang dipaksa mengutil buku-buku erotis oleh seorang pengganggu, dihubungi oleh sekolah sebagai kebiasaan mengutil. Melihat wali kelas yang menarik Taro di depan rumahnya dan menceramahinya tanpa ragu, Hisae memprotes, "Bukankah kamu dibully dan memaksakan diri untuk mengutil?"