Setahun setelah menikah, Hono tinggal bersama ayah tirinya. Ayah mertua Hono dengan santai berkata, ``Saya harap kita segera punya cucu,'' dan Hono berpikir untuk punya bayi bersama suaminya, tapi dia terlalu sibuk untuk punya bayi. Ayah mertua, yang diam-diam memperhatikan situasi ini, mulai mengembangkan perasaan jahat terhadap istrinya. Suatu hari, ketika suaminya pergi tidur terlebih dahulu dan Hono sedang menemani ayah mertuanya makan malam, tiba-tiba ayah mertuanya mulai berkata, ``Kamu belum bisa punya bayi, kan?' '