Anak laki-laki saya, Kenichi, berhenti sekolah karena perundungan. Suaminya meninggal beberapa tahun yang lalu dan dia tidak punya siapa-siapa untuk diajak bicara, tetapi dia masih percaya bahwa Kenichi akan sembuh suatu hari nanti. Suatu hari, Pak Himuro, wali kelas, berkunjung ke rumahnya untuk memeriksa anaknya. Namun, para guru menasihatinya untuk putus sekolah karena prestasi akademiknya, bukan karena perundungan. Saya memberontak terhadap sikap guru yang tidak termotivasi, tetapi sikap itu mengundang kemarahan mereka...