``Aku melepasnya karena kasihan pada suamiku,'' gumamnya dengan wajah tertunduk sambil menunjukkan jari manis tangan kirinya di tempat biasanya cincin kawin berada. Saeko tinggal di Prefektur Chiba. Dia adalah seorang wanita menikah yang telah menikah selama tiga tahun. Suaminya bekerja di Tokyo dan sepertinya pulang larut malam setiap hari. ``Lebih dari sekedar ingin diajak bermain, aku ingin melihatmu sebagai orang baik,'' gumam Saeko malu-malu. Dia nampaknya cukup frustasi karena tidak berhubungan seks dengan suaminya. Dia pernah menginstal aplikasi yang cocok, namun akhirnya tidak bertemu siapa pun karena takut melanjutkan hubungan. Sementara itu, dia menemukan iklan perekrutan dan memberanikan diri untuk melamar. Setelah beberapa obrolan ringan, mereka berciuman dengan lembut. Saat dia melepas pakaiannya, pakaian dalam i dengan sulaman cantik terlihat. ``Apa kamu selalu memakai celana dalam seperti ini?'' ``Biasanya lebih sederhana. Aku membelinya hari ini.'' Saeko tersenyum malu-malu, dan saat aku memijat payudaranya perlahan, dia mengeluarkan rengekan kecil bercampur desahan. Dari sana, dia dengan hati-hati menjelajahi tubuh wanita yang sudah menikah itu. Aku merasakan selangkanganku semakin panas. Kemudian, ketika dia memasukkan k3maluannya yang ereksi penuh ke dalam mulutnya, dia mengeluarkan suara cabul dan menghisapnya, menggeliat-geliat tubuhnya dan bergumam pada dirinya sendiri. “Kamu lebih besar dari suamimu.” Dari situlah, hubungan asusila itu semakin memanas. Ah, wanita yang sudah menikah sungguh luar biasa.