Sudah beberapa tahun sejak suami saya meninggal. Hikari tinggal sendirian di sebuah rumah besar. Setelah sekian lama, putri saya dan suaminya pulang. Hikari senang melihat pasangan putri yang tampaknya berhubungan baik. Namun, terjadi sesuatu yang benar-benar mengubah Hikari. Pasangan putri dan Hikari minum teh dan istirahat, dan percakapannya hidup dan menyenangkan. Di depan Hikari, yang mengambil kembang gula teh yang jatuh, selangkangan menantu. Hikari terkejut sekaligus bingung dengan benjolan besar yang tidak bisa dibandingkan dengan mendiang suaminya. Saya mengambil permen dan kembali bercakap-cakap dengan putri saya, tetapi kepala saya penuh dengan selangkangan menantu saya. Hikari masih berusia 40-an dan belum berakting sejak suaminya meninggal. Hikari, yang tidak bisa tidak mengkhawatirkannya, memeriksa selangkangan menantunya setiap kali dia memiliki kesempatan dan memperluas delusinya. Aku jatuh ke dalam kebencian pada diri sendiri memikirkan hal yang menjijikkan seperti itu, tetapi setiap kali aku melihat selangkangan menantuku, aku tidak bisa tidak ingin memeriksa hal yang sebenarnya. Suatu hari ketika putri saya pergi keluar, menantu laki-laki saya sedang tidur siang. Hikari sempat melihat selangkangan menantunya dari dekat, tapi...